Rabu, 07 Desember 2011

cara budidaya bunga antorium

PEMBUDIDAYAAN bunga potong anthurium, dapat dilaksanakan oleh semua orang, dengan teknik penanaman yang relatif mudah dikerjakan. Tahapan budidaya, meliputi “pemilihan lahan yang tepat”, “proses pengadaan bibit”, “penanaman bibit” di lapangan, “pemeliharaan”, “peremajaan tanaman”, dan proses “pemanenan” bunga potong.
Tanaman ini, dapat tumbuh subur pada daerah tropis termasuk kawasan Indonesia. Bila dibandingkan dengan negara lain, Indonesia memiliki keunggulan dari segi sumber daya alam (SDA), karena memiliki dua jenis iklim. Sementara di negara lain, iklim sampai empat jenis. Sehingga kondisi ini, sangat menguntungkan bagi petani Indonesia, terutama petani bunga.
Syarat tumbuh anthurium, yang mendekati kriteria sbb: Pertama, ketinggian lahan antara 650 - 1.400 dari permukaan laut. Kedua, kelembaban tanah antara 60 - 80 persen. Ketiga, temperatur mulai dari 25 sampai 28 derajat celcius. Keempat, tingkat keasaman tanah berkisar antara 5,5 - 6,5 pH. Dan kelima, intensitas cahaya matahari, mulai dari 15.000 sampai 20.000 lux.
Selain tempat tumbuh yang sesuai, perlu juga dipilih bibit anthurium yang baik dan sehat. Bibit harus yang murni, dengan disertai sertifikat benih yang terjamin. Mengingat, anthurium varietasnya sangat banyak sampai 500 varietas.
Hal seperti ini jangan sampai terabaikan, agar kerugian fatal bisa dihindari. Karena bila bunga yang dihasilkan, tidak memenuhi spesifikasi kualitas dan varietas standar bunga yang diminta konsumen, maka usaha pertanian kita akan sia-sia.
Persiapan Lahan
Lahan yang akan ditanami, terlebih dahulu harus dibersihkan dari berbagai tanaman pengganggu. Bila alang-alang atau rumput terlalu banyak, setelah dibabat kemudian dibakar. Abu pembakaran, dapat dimanfaatkan sebagai pupuk yang dicampur dengan tanah. Bila terdapat pohon besar, sebaiknya ditebang terlebih dahulu agar sinar matahari dapat menembus tanaman setelah melalui “net” (jaring-jaring) secara langsung.
Lahan yang telah siap ditanami, bisa dibuatkan parit-parit kecil drainase, dengan ketinggian antara 10 - 15 cm. Buatkan lubang, untuk menanam bibit dengan jarak 30 x 30 x 40 cm.
Sebelum ditanami, biarkan lubang terbuka antara 2 hari sampai 1 minggu supaya terjadi areasi secara baik. Kemudian, campurkan tanah dengan pupuk kandang atau kompos, dan ditambahkan media pakis atau sabut kelapa yang sudah dicacah.
Penanaman usahakan jangan ditumpangsarikan dengan tanaman lain, apalagi dengan tanaman yang rakus unsur haranya. Karena ditanam secara tumpang sari, akan sangat mengganggu pada pertumbuhan anthurium. Untuk lahan seluas 75 meter persegi, diperlukan 500 plug (satu plug 2 tanaman). Setiap lubang harus terhindar dari segala jenis penyakit.
Pemilihan Bibit
Pemilihan bibit/kultivar anthurium, merupakan salahsatu langkah awal yang paling penting. Karena bibit yang baik dan unggul diperoleh dari anthurium berkualitas. Cara memperoleh bibit bisa dilakukan dengan tiga cara, yaitu; 1. Bibit yang berasal dari anakan atau tunas. 2. Bibit dari biji yang disemaikan. dan 3. Bibit yang berasal dari kultur jaringan.
Bibit yang berasal dari anakan atau tunas, biasanya menempel pada bagian bonggol akar tanaman induknya dan memiliki akar relatif sedikit. Pemindahan tunas, perlu dilakukan “aklimatisasi” (penyesuaian iklim) terlebih dahulu setelah dipisahkan dari induknya.
Bibit tanaman dalam polybag, menggunakan media tanam dari potongan pakis atau sabut kelapa. Jangka waktu pertumbuhan bibit, sampai 6 bulan dan selanjutnya akan menjadi tanaman induk dan bisa ditanam dalam potplant (dalam pot).
Bibit yang berasal dari biji, banyak memiliki kelemahan, selain lambat dalam pertumbuhan, juga kultivar varietasnya masih diragukan. Selain itu, pertumbuhannya tidak merata, sehingga banyak petani yang enggan membibitkan dari biji.
Bibit yang berasal dari kultur jaringan, dikerjakan dengan ketelitian yang tinggi dengan menggunakan teknologi di laboratorium. Sehingga tingkat kemurnian kultivar bisa dipercaya, karena pembibitan dengan sistem dapat menghasilkan tanaman yang memiliki genetik yang menyerupai sifat induknya dan pertumbuhannya merata. Bibit dari kultur jaringan, biasanya dipindahkan setelah berumur 3 bulan dengan jumlah daun 3 - 4 helai.
Pemeliharaan
Tanaman setelah tiga bulan di lahan produksi, memerlukan perawatan dan pemeliharaan yang intensif agar tidak kekeringan. Untuk menghindari risiko, sebaiknya penanaman dilakukan pada saat musim hujan tiba. Hal ini, sangat menguntungkan karena tidak banyak melakukan penyiraman.
Pemupukan tanaman, dilakukan secara teratur setiap tiga bulan sekali. Pada fase vegetatif aktif, atau tanaman kecil sampai muda tiap tanaman anthurium perlu diberi pupuk urea sebanyak 4 gram - 10 gram per pohon.
Sementara tanaman dewasa, atau sudah produksi bunga perlu diberikan pupuk NPK sejumlah 20 - 25 gram per tanaman. Apabila bibit atau plug yang ditanam telah berusia 8 bulan, maka pemupukan yang digunakan adalah NPK. Cara pemupukan disebar merata, di sekeliling tajuk tanaman.
Pengendalian Hama
Cara pengendalian hama, yang terbaik adalah dengan menjaga sanitasi kebun dan tanaman atau dengan perbaikan drainase tanah atau medium.
Bersihkan lahan dari gulma-gulma yang tinggi, yang mengganggu pertumbuhan tanaman tetapi gulma yang merambat di atas permukaan medium biarkan jangan dibersihkan. Maksudnya, sebagai penutup (cover crops) untuk menambah kelembaban tanah di sekitar tanaman.
Pengendalian hama dan penyakit, dapat digunakan insektisida dan fungisida kontak yang sistemik, secara bergantian terutama setelah panen.
Insektisida yang digunakan di antaranya, Decis 2,5 EC, Marshal 200 EC dengan dosis yang dianjurkan. Sedangkan fungisida yang digunakan adalah Vitrigan Blue, Cobok, Dithane M.45 dll. Hama yang paling dominan menyerang adalah belalang sifatnya suka memakan tangkai bunga atau daun dan sangat mudah dibasmi dengan memakai insektisida.
Panen dan Pasca Panen
Produk utama tanaman bunga anthurium, hanya bunga dan anakan saja. Namun sangat berpotensi pula, dikembangkan menjadi bisnis bunga dalam pot. Sedangkan panen bunga, dan anakan bisa diperoleh secara terus menerus.
Ciri bunga yang telah siap panen, bunga telah berumur 55 sampai 90 hari, setelah keluar tunas bunga sampai seludang bunga telah mekar. Kesegaran bunga, bila masih melekat pada pohonnya bisa bertahan hingga enam minggu. Sedangkan apabila telah dipetik (panen) dapat bertahan 10 - 15 hari.
Apabila diinginkan kesegaran lebih lama lagi, dapat digunakan memakai pengawet Chrysal, bunga dapat bertahan sampai empat minggu.
Cara memotong bunga yang telah siap panen, dapat dipotong memakai alat pemotong, bisa menggunakan gunting atau pisau yang tajam dan harus steril. Bidang potongan, bisa dilakukan dengan cara miring atau rata, panjang tangkai minimum 30 cm.
Waktu terbaik untuk melakukan pemanenan, yaitu pagi atau sore hari, atau pada suhu udara tidak terlalu panas..-
 

cara-cara perawatan bunga puring

Puring yang saat ini mulai diperhitungkan sebagai tanaman hias yang punya potensi dan penggemar yang luas ternyata mampu melakukan perbanyakan dengan mudah. Dari batang keras yang dimiliki, metode stek dan cangkok menjadi yang paling mudah untuk dilakukan. Selain punya waktu yang relatif singkat hasil perbanyakan juga 100 % sama dengan indukan.
Tanaman hias dengan batang keras seperti halnya puring memang bisa tumbuh dengan mengandalkan penyerubukan alami. Namun butuh waktu yang cukup lama dan juga biji yang dihasilkan tidak bisa stabil kadang banyak dan sedikit. Dan yang utama hasil anakan dari biji punya kemungkinan besar tidak sama dengan indukan   
Dari model penyerbukan normal yang butuh waktu lebih lama lama ini sekarang banyak ditinggalkan oleh petani dan juga pengusaha tanaman hias. Pasalnya semakin lama perbanyakan tentu semakin lama keuntungan yang bisa diambil. Jadi cara tercepat dan teraman yang akan diambil dengan model cangkok maupun stek.
Cara kerja stek maupun cangkok sebenarnya adalah menumbuhkan akar sebagai serapan nutrisi pada bagian yang diinginkan. Metode ini hampir semua tanaman yang mempunyai batang keras atau berkayu bisa melakukannya namun dengan karakter yang berbeda.
Agus Choliq Pemilik Krokot Nursery yang mengkoleksi puring mengakui menggunakan metode stek dan cangkok dalam melakukan perbanyakan tanamannya. Sedangkan untuk penyerbukan alami dirinya melakukan hanya untuk proses penyilangan. Harapannya bisa menghasilkan satu jenis baru yang baik. Dengan naiknya pamor puring saat ini otomatis proses perbanyakan harus lebih cepat dan evisien sebagai konsekuensi permintaan pasar yang meningkat.
Puring yang mempunyai batang keras mempunyai karakter yang berbeda dengan tanaman lainnya dengan karakter batang lunak. Bila di sejajarkan maka perbanyakan puring sama dengan tanaman yang sering kita lihat di sekitar kita dan yang paling mudah di dapatkan adalah tanaman buah. Berikut kami berikan dua alternatif tips dan trik perbanyakan puring.
Metode Stek Lebih Cepat
Metode stek merupakan cara yang paling mudah untuk dilakukan sebab tidak perlu persiapan yang panjang selain itu alat yang digunakan juga tidak terlalu rumit.
1.      Siapkan peralatan yang terdiri dari gunting tanaman, pisau, plastik penutup, tali plastik, pot dan media tanam.
2.      Siapkan media tanam dengan campuran pasir, dengan humus bambu.
3.      Pilih batang puring yang sudah terlihat tua untuk dipotong. Cirinya cukup mudah perhatikan kulit bila sudah berwarna cokelat seperti kulit kayu berarti batang sudah siap di stek.
4.      Potong dengan menggunakan gunting tanaman yang sudah dibersihkan. Hindari pengunaan pisau sebab batang punya struktur yang keras dan mengandung kayu.
5.      Setelah terpisah jangan lupa untuk untuk menutup luka di pohon indukan dengan fungisida.
6.      Bila daun terlihat rimbun potong di bagian bawah dengan menyisakan sekitar 5-7 daun. Tujuannya untuk mengurangi penguapan yang harus di jaga selama proses stek.
7.      Ikat sisa daun mengarah keatas dan tutup dengan plastik untuk mengurangi penguapan.
8.      Rendam potongan bawah dalam larutan perangsang akar sekitar 15-20 menit.
9.      Masukkan dalam media tanam dengan urutan stylofoam/gabus bisa juga dengan menggunakan pecahan genting, selanjutnya masukkan pasir hingga setengah pot. Setelah itu masukkan potongan stek.
10.  Lapisan atas gunakan campuran pasir dengan humus bambu hingga penuh.
11.  Tekan media tanam hingga batang bisa berdiri tegak.
12.  Siram media tanam dengan menggunakan sisa air perangsang akar
13.  Tempatkan ditempat teduh.
Tanda berhasilnya proses stek bisa dilihat dari kondisi daun selama satu hingga dua minggu. Bila terlihat tetap segar bahkan tumbuh tunas baru berarti stek berhasil dan tutup plastik bisa dilepas. Cara stek ini mempunyai kelebihan cepat dan mudah namun keberhasilan  proses ini masih mempunyai keberhasilan hingga 90%. Jadi masih ada kemungkinan 10 persen tidak berhasil.
Untuk meminimalkan kegagalan usahakan saat melakukan pemotongan stek dipastikan pohon dalam keadaan sehat. Selain itu batang juga harus sudah tua supaya pertumbuhan akar bisa maksimal. Yang tak kalah penting adalah untuk menjaga kelembaban dengan menempatkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari. 

bunga kamboja

Kemboja atau semboja merupakan sekelompok tumbuhan dalam marga Plumeria. Bentuknya berupa pohon kecil dengan daun jarang namun tebal. Bunganya yang harum sangat khas, dengan mahkota berwarna putih hingga merah keunguan, biasanya lima helai. Bunga dengan empat atau enam helai mahkota bunga oleh masyarakat tertentu dianggap memiliki kekuatan gaib.
Tumbuhan ini berasal dari Amerika Tengah. Nama Plumeria diberikan untuk menghormati Charles Plumier (1646-1706), pakar botani asal Perancis. Walaupun berasal dari tempat yang jauh, kemboja sekarang merupakan pohon yang sangat populer di Pulau Bali karena ditanam di hampir setiap pura serta sudut kampung, dan memiliki fungsi penting dalam kebudayaan setempat. Di beberapa tempat di Nusantara, termasuk Malaya, kemboja ditanam di pekuburan sebagai tumbuhan peneduh dan penanda tempat. Kemboja dapat diperbanyak dengan mudah, melalui stek batang.
Plumeria saat ini populer digunakan sebagai tanaman hias outdoor awalnya tanaman ini hanya digunakan sebagai tanaman kuburan.

cara menanam bunga kamboja dalam pot

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman hias dan buah dalam pot berjalan dengan normal apabila didukung oleh media tanam yang sesuai.
Komposisi media tanam untuk tanaman hias dan buah umumnya menggunakan tanah dengan kombinasi kerikil, sekam mentah, pupuk organik (pupuk kandang/kompos) dan lain-lain.
Namun dengan berkembangnya kesadaran masyarakat akan nilai keindahan, maka beberapa tanaman hias yang biasanya merupakan tanaman outdoor ditempatkan dalam kondisi indoor untuk beberapa waktu (maksimum 1 minggu),sedangkan untuk tanaman hias indoor tetap dalam posisi di dalam ruangan, tetapi waktu penempatan agak lebih lama (3-4 minggu).
Dengan tidak sekedar melihat aspek keindahan penempatan tanaman hias di dalam ruangan, aspek kerapian dan kebersihan media tanam dan pot juga memegang peranan. Sehingga memunculkan media tanam alternatif (non tanah), dimana media tanam ini bertujuan tidak sekedar sebagai tempat jangkar akar tanaman untuk mencari nutrisi, tetapi juga bertujuan memberikan nuansa rapi dan bersih.
Beberapa komposisi media tanam:
A. Tanaman Berkayu (tanaman hias daun/bunga, tanaman buah)
1. Tanah tanam (hindari tanah berliat/berlempung) (1 bagian)
2. Pasir hitam (Cimangkok) atau kerikil (1/2 bagian)
3. Pupuk organik (pupuk kandang/kompos) (1/2 bagian)
4. Sekam mentah (1/2 bagian) - (pilihan)
5. Sekam bakar (1/2 bagian) - (pilihan)
B. Tanaman Sukulen (tanaman hias Sanseviera, Kaktus, Agave)
1. Pasir Malang/kerikil (1/2 - 1 bagian)
2. Sekam mentah/bakar (1/2 bagian)
3. Pupuk organik (pupuk kandang/kompos) (1/2 bagian)
Komposisi media tanam alternatif:
A. Tanaman Berkayu (tanaman hias daun/bunga)
1. Cocopeat (1/2 - 1 bagian)
2. Sekam bakar (1/2 - 1 bagian)
3. Pupuk Organik (Andam/kompos daun bambu,kompos biji kapuk) (1/2 bagian)
4. Pasir malang/kerikil (1/2 bagian) (pilihan)
5. Zeolit (1/4 - 1/2 bagian) (pilihan)
B. Khusus Anthurium
1. Cocochip (1/2 bagian)
2. Pakis cacah (1/2 bagian)
3. Pupuk organik (Andam/kompos daun bambu,kompos biji kapuk) (1/2 bagian)
(pilihan)
C. Khusus Philodendron
1. Cocochip (1/2 bagian) (pilihan)
2. Cocopeat (1/4 bagian) (pilihan)
2. Pakis cacah (1/2 bagian)
3. Pupuk organik (Andam/kompos daun bambu,kompos biji kapuk) (1/2 bagian)
(pilihan)
D. Khusus Anggrek
1. Phalaenopsis sp (Anggrek Bulan).
a. Spagnum moss (1 bagian) (pilihan)
b. Pakis cacah (1 bagian) (pilihan)
c. Cocochip (1/2 bagian)
d. Styrofoam (1/4 bagian) (pilihan)
e. Arang kayu (1/4 bagian) (pilihan)
2. Dendrobium sp
a. Pakis chip (1/2 bagian) (pilihan)
b. Pecahan genteng (1/2 bagian) (pilihan)
c. Arang kayu (1/4 - 1/2 bagian) (pilihan)
d. Cocochip (1/2 bagian)